Seluruh umat muslim pasti tahu yang namanya “Masjid”, baik
laki-laki maupun perempuan, yang muda apalagi yang tua, semua pasti
mengenalnya. Secara etimologi “Masjid” merupakan isim makan (nama
tempat) dari kata “sujudan” yang artinya berarti tempat sujud. Tempat
ini mempunyai fungsi yang sangat banyak, namun yang paling inti yaitu sebagai
tempat beribadahnya umat islam.
Selain nama masjid, ada banyak lagi nama untuk tempat beribadah
umat islam ini. Ada yang menamai Masigit, Tajug, Langgar, Surau dll. Meski berbeda-beda nama, namun fungsinya
masih tetap sama yaitu sebagai tempat ibadah umat isalam.
Masjid ini bisa kita sebut dengan “tempat yang seragam”, karena
setiap masjid pasti memiliki ruangan, dan aksesoris-aksesoris yang sama. Kita
bisa lihat, disetiap masjid pasti ada ruangan yang sangat besar yang dialasi
dengan sejadah ataupun karpet, ada juga wc yang sangat berperan penting untuk
memenuhi kebutuhan kita, apalagi jika di daerah perkotaan, sebut saja toilet
gratis, hehe. Ada juga yang tak kalah pentingnya yaitu tempat wudhu, karena
apalah arti shalat kalau tanpa wudhu, shalat tidak akan sah apabila tidak
mempunyai wudhu. Selain itu, ada juga sebuah kamar khusus disamping tempat
mimbar, yang disebut “pesak masjid” (bahasa sunda) sebagai tempat
menyimpan barang-barang berharga atau sebagai tempat tinggalnya takmir
masjid. Ada pula yang namanya mimbar yang
berfungsi sebagai tempar berkhutbah, ada pengeras suara beserta peralatannya, dan
juga sebuah benda yang mempunyai dua versi, ada yang menetap disimpan di depan
masjid dan ada juga yang selalu dioper-oper ketika kegiatan khutbah
berlangsung, dan juga benda ini adalah benda yang pasti dikenal oleh setiap
jemaah shalat, karena selain dioper-oper ketika khutbah, nama benda ini juga
tertulis di benda ini, begitulah “kotak amal”.
Berbicara mengenai kotak amal, disebuah Masjid Agung di Desa Rawa
Kec. Cikijing Kab. Majalengka, terdapat sebuah kotak amal yang sangat unik.
Disebut unik karena kotak amal yang satu ini mempunyai tampilan yang sangat berbeda
dari kotak amal yang lainnya. Kotak amal ini berukuran kecil seperti halnya
kotak amal yang seperti biasa pada saat khutbah di oper-oper, namun bentuknya
seperti keranda yang ada besi untuk mengangkat keranda yang terdapat di samping
kanan dan kirinya, dan diatasnya terdapat satu lubang yang lebar untuk
memasukan uang kedalamnya, selain itu kotak amal ini juga mempunyai empat buah
roda dibawahnya sehingga sangat mudah untuk di dioper-oper ketika khutbah
sedang berjalan, dan yang paling unik, kotak amal ini dilapisi oleh kain warna
hijau yang bertuliskan kalimat tahlil sehingga kotak amal ini hampir
mirip dengan keranda sungguhan.
Berikut adalah gambar dari keranda tersebut. Keranda tersebut
terletak disamping buku tahlil yang berwarna bru yang menandakan bahwa kotak
amal ini berukuran kecil layaknya kotak amal biasa.
Selain bentuknya
yang sangat unik, kotak amal ini seolah-olah memberikan nasehat kepada setiap
orang yang melihatnya untuk selalu mengingat kematian yang datang datang tanpa
tahu akan waktunya sehingga mendorong untuk menyedekahkan sebahagian hartanya
untuk keperluan masjid tersebut dengan harapan harta yang disedekahkannya itu
akan menjadi amal yang selalu mengalir pahalanya kepada orang yang
menyedekahkannya meski orang tersebut sudah meninggal dunia.
Komentar
Posting Komentar