Lupa Itu Musibah dan Anugerah


Apa lupa itu?

LUPA merupakan sebuah kata yang terdiri dari empat huruf yaitu L, U, P dan A. Jika kita mencari makna LUPA di KBBI, maka kita akan mendapati pengertin LUPA adalah “tidak ingat, tidak sadar, tidak diingat, dsb”.

Lalu, seberapa seringkah kita lupa? Lantas apa yang kita rasakan ketika lupa?

Mungkin, sebagian dari kita termasuk kepada orang yang sering banyak lupa. Baik itu lupa akan materi pelajaran, hafalan, nama orang, disimpannya suatu barang atau lupa akan hal-hal lainnya. Dan tentunya, karena lupa tersebut, terkadang kita merasa kesal. Terlebih lagi jika ingatan yang terlupakan tersebut sedang urgent-urgentnya atau sedang sangat dibutuhkan, semisal seorang santri yang akan setoran hafalan kepada gurunya dan ia lupa akan hafalannya, atau seorang mahasiswa yang lupa akan nama seseorang yang pernah berkenalan dengannya namun lupa akan namanya sehingga ketika bertemu disuatu tempat, ia tidak menyapanya, atau juga seseorang yang lupa akan menyimpan suatu barang, sebut saja barang itu gunting kuku dan pada saat itu ia ingin memakainya.

Tapi dibalik semua itu, ternyata LUPA menyimpan banyak hikmah yang tidak kita sadari. Apa saja itu?

Ibu-ibu, tatkala melahirkan anaknya, pasti merasakan sakit yang luar biasa (kata orang-orang sih begitu), tapi ketika sudah melahirkan, ternyata tahun berikutnya ibu-ibu tersebut melahirkan lagi. Itu menandakan bahwa ibu-ibu tersebut lupa akan rasa sakit yang luar biasa itu.

Contoh lain, misalkan seseorang yang kehilangan (meninggal) salah satu orang tuanya, pasti akan merasakan sedih yang luar biasa pada saat meninggalnya, namun seiring berjalnnya waktu, rasa sedih itu pun akan hilang.

Atau semisal sepasang remaja yang berpisah (putus), lalu masing-masing menikah dengan orang lain, dan disuatu hari mereka dipertemukan kembali. Yang terjadi bukanlah saling memaki atau saling memusuhi seperti saat mereka berpisah, akan tetapi mereka saling sapa menyapa layaknya saudara atau temannya. Itu menandakan bahwa mereka itu lupa akan kejadian yang menimpa mereka saat mereka berpisah, seolah-olah semua itu tidak pernah terjadi.

Coba bayangkan, kalau semisal dalam tiga contoh diatas tidak mengalami yang namanya lupa, maka apa yang akan terjadi? Mungkin pemerintah tidak akan pusing-pusing memikirkan rakyatnya yang semakin tahun semakin melambung jumlahnya, karena pasti akan berfikiran bahwa satu anak sudah sangat cukup. Hehe. Dan seseorang yang ditinggal mati orang tuanya tidak akan kenal dengan yang namanya bahagia. Dan sepasang remaja yang pernah menjalin kasih akan saling memusuhi satu sama yang lainnya.

Begitulah, lupa memang bukan sekedar musibah, tapi lupa juga merupakan sebuah anugerah.

Oleh karenanya, jangan melupakan lupa, karena lupa akan kelupaan merupakana lupa yang terlupakan.

Komentar