Oleh:
Muhammad Zainul Ilyas
Mahasiswa UIN Jakarta angkatan 2010
Jurusan Manajemen Dakwah
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masjid adalah secara sepintas adalah tempat ibadah bagi seluruh
umat Islam dimanapun berada. Masjid yang pertama kali didirikan adalah Masjid
Quba yang bertempat di daerah Quba yang merupakan persinggahan Nabi Muhammad
SAW ketika perjalanan hjrah dari Makkah menuju Yatsrib yang kemudian hari
diganti menjadi Madinatu Rasulillah yang sekarang dikenal sebagai kota Madinah.
Selama empat hari Nabi Muhammad SAW beserta para sahabatnya
beristirahat sekaligus mendirikan masjid untuk beribadah dan sebagai tempat untuk kepentingan umat. Di
Masjid ini juga, shalat jum’at pertama kali dilaksanakan. Sesampainya di kota
Yatsrib, Rasulullah SAW mendirikan masjid yang sekarang kita kenal dengan
Masjid Nabawi sebagai tempat ibadah juga sebagai pusat pemerintahan pada masa itu.
Seiring berjalannya waktu juga berkembangnya agama Islam keberbagai
penjuru, masjid juga semakin banyak didirikan, hingga kita bisa saksikan
sendiri banyaknya masjid-masjid di seluruh dunia tidak terkecuali di Indonesia.
Akan tetapi di Indonesia, istilah masjid mempunyai istilah khusus yang sudah
membudaya di masyarakat Indonesia.
Meski demikian, masjid sangat berperan penting dalam kehidupan
masyarakat muslim karena mengingat masjid adalah tempat yang multi fungsi. Oleh
karenanya, untuk bisa memaksimalkan fungsi masjid dengan baik maka dibutuhkanlah manajerial
yang baik. Dari sini lah pentingnya untuk membahas tentang Manajemen Masjid dan
hal-hal yang berkaitan dengan nya.
Akan tetapi, sebelum membahas Manajemen Masjid secara terperinci,
perlu bagi kita untuk mengetahui Pengertian manajemen, masjid, manajemen masjid
dan ruang lingkup manajemen masjid.
B.
Rumusan Masalah
1)
Apa
pengertian Manajemen
2)
Apa
pengertian Masjid
3)
Apa
pengertian Manajemen Masjid
4)
Apa
saja ruang lingkup Manajemen Masjid
BAB II
MANAJEMEN MASJID
A.
Pengertian Manajeman
Manajemen berasal dari bahasa Inggris yaitu dari kata to manage
yang berarti mengurus, membimbing dan mengawasi. Kata to manage berasal
dari bahasa Itali yaitu Maneggio yang berarti pelaksanaan atau
pengurusan sesuatu atau lebih tepatnya “Penanganan” sesuatu. [1]
Sedangkan menurut istilah, para ahli mempunyai variasi tersendiri
dalam memberikan pengertian manajemen, berikut adalah pengertian manajemen
menurut para ahli.
1.
Stoner J.A., R.E. Freeman dan D.R. Gilbert Jr., (1995). [2]
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengawasan terhadap usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan
sumber-sumber daya organisasi lainnya agar mencapi tujuan organisasi yang telah
ditetapkan
2.
GR. Terry dalam bukunya Principles of Management[3]
Management is a distinct process consisting of Planning,
Organizing, Actuating, and Controlling performed to determined and accomplish
stated objectives by the use of human being and other resourcs.
Manajemen merupakan suatu proses yang khas yang terdiri dari
tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan atau pelaksanaan
dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai sasaran-sasaran
yang telah ditentukan melalui pemamfaatan sumber daya manusia dan sumber daya
lainnya.
3.
John D. Millet[4]
Management is the process of directing and facilitating the work of
people organized in formal groups to achieve a desired goal.
Manajemen adalah sebuah proses pengarahan dan pemberian fasilitas
kerja kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal untuk pencapaian
tujuan.
4.
James A.F Stoner dan Charles Wankel [5]
Management is the process of planning, organizing, leading and
controling the efforts of organization members and of using all other
organizational resources to achieve stated organizational goals.
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan seluruh
sumber daya organisasi lainnya demi tercapainya tujuan organisasi.
5.
Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard[6]
Management is as working with and through individuals and groups to
accomplish organizational goals.
Manajemen adalah suatu usaha yang dilakukan dengan dan bersama individu
atau kelompok untuk mencapai tujuan organisasi.
6.
Joseph L. Massie[7]
Get things done through otherpeople (menjalankan sesuatu melalui orang lain), atau proses yang
mengarahkan langkah-langkah kelompok manunggal menuju tujuan yang sama.
Dari berbagai pengertian diatas,
dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu proses yang berupa perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian oleh sekelompok orang dalam
suatu organisasi yang bertujuan untuk mencapai tujuan organisasi tersebut.
B.
Pengertian Masjid
Secara etimologi, kata masjid merupakan kosa kata bahasa Arab yang
berasal dari kata sajada yang
berarti sujud atau menundukan kepala hingga dahi menyentuh tanah. Kata Masjid
merupakan kata jadian dari akar kata aslinya yang berupa kata benda sajdan.
Kata jadian ini berupa isim makan yakni kata benda yang menunjukan
tempat. Degan demikian, masjid adalah tempat sujud atau tempat menundukan
kepala hingga ke tanah sebagai ungkapan ketundukan penuh terhadap Allah SWT.[8]
Menurut kaidah bahasa Arab, kata Masjid ini tergolong dalam
kategori sima’i, yaitu sebuah istilah untuk kata yang harkatnya
menyalahi kaidah gramatika bahasa Arab. Karena jika mengikuti kaidah gramatika
bahasa Arab, maka seharusnya bukan masjid melainkan masjad dengan
mengikuti wajan (timbangan kaidah bahasa Arab) maf’al.[9]
Pada hakikatnya, masjid tidak
terikat pada suatu tempat tertentu saja, melainkan seluruh bumi manapun dimana
dilakukan bersujud untuk menyembah Allah SWT. Seperti yang disabdakan
Rasulullah SAW
اَلأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ (رواه مسلم)
Artinya:
Seluruh jagat raya ini telah dijadikan masjid bagiku.
Hadis diatas menunjukan bahwa ibadah shalat yang merupakan ketaatan
makhluk kepada Tuhanya tidaklah terikat oleh tempat tertentu saja karena ibadah
shalat bisa dilakukan dimana saja seperti di rumah, di kantor, di ladang, di
hutan, di gunung, di kendaraan bahkan di pinggir jalan sekalipun. Tempat-tempat
tersebut merupakan masjid-masjid (tempat-tempat sujud) bagi umat Islam.
Akan tetapi, masjid sudah menjadi suatu istilah khusus untuk suatu
tempat yang digunakan untuk melakukan shalat, baik itu shalat lima waktu,
shalat jum’at maupun shalat hari raya.
Di Indonesia, istilah masjid dikhususkan untuk tempat shalat yang
dijadikan tempat untuk shalat jum’at. Adapun tempat shalat yang tidak digunakan
untuk shalat jum’at maka dinamakan sesuai daerah dimana masjid itu berada. Misalnya,
di Jawa biasanya disebut Langgar, di daerah Pasundan biasa disebut Tajug, di
Minangkabau disebut Surau, di Aceh disebut Meunasah, dan sebagainya. Adapun
istilah yang sangat umum digunakan adalah Mushala.[10]
C.
Pengertian Manajemen Masjid
Menurut Drs. Moh. E. Ayub[11]idarah
masjid atau manajemen masjid adalah usaha-usaha untuk merealisasikan
fungsi-fungsi masjid sebagaimana mestinya.
Selain itu ada juga yang mengartikan Manajemen Masjid dengan ilmu
dan usaha yang meliputi segala tindakan dan kegiatan umat Islam dalam
menempatkan masjid sebagai tempat ibadah dan pusat kebudayaan Islam.[12]
Dari seluruh definisi diatas, bisa disimpulkan bahwa idarah masjid
atau manajemen masjid adalah suatu proses yang berupa perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian oleh sekelompok orang dalam
merealisasikan fungsi-fungsi masjid sebagaimana mestinya.
Diantara fungsi-fungsi masjid adalah sebagai berikut[13]:
1.
Sebagai tempat beribadah
Sesuai dengan namanya Masjid adalah tempat sujud, maka fungsi
utamanya adalah sebagai tempat ibadah shalat. Sebagaimana diketahui bahwa makna
ibadah di dalam Islam adalah luas menyangkut segala aktivitas kehidupan yang
ditujukan untuk memperoleh ridla Allah, maka fungsi Masjid disamping sebagai
tempat shalat juga sebagai tempat beribadah secara luas sesuai dengan ajaran
Islam.
2. Sebagai
tempat menuntut ilmu
Masjid berfungsi sebagai tempat untuk belajar mengajar, khususnya
ilmu agama yang merupakan fardlu ‘ain bagi umat Islam. Disamping itu juga
ilmu-ilmu lain, baik ilmu alam, sosial, humaniora, keterampilan dan lain
sebagainya dapat diajarkan di Masjid.
3.
Sebagai tempat pembinaan jama’ah
Dengan adanya umat Islam di sekitarnya, Masjid berperan dalam
mengkoordinir mereka guna menyatukan potensi dan kepemimpinan umat. Selanjutnya
umat yang terkoordinir secara rapi dalam organisasi Ta’mir Masjid dibina
keimanan, ketaqwaan, ukhuwah imaniyah dan da’wah islamiyahnya. Sehingga Masjid
menjadi basis umat Islam yang kokoh.
4.
Sebagai pusat da’wah dan kebudayaan Islam
Masjid merupakan jantung kehidupan umat Islam yang selalu berdenyut
untuk menyebarluaskan da’wah islamiyah dan budaya islami. Di Masjid pula
direncanakan, diorganisasi, dikaji, dilaksanakan dan dikembangkan da’wah dan
kebudayaan Islam yang menyahuti kebutuhan masyarakat. Karena itu Masjid,
berperan sebagai sentra aktivitas da’wah dan kebudayaan.
5.
Sebagai pusat kaderisasi umat
Sebagai tempat pembinaan jama’ah dan kepemimpinan umat, Masjid
memerlukan aktivis yang berjuang menegakkan Islam secara istiqamah dan
berkesinambungan. Patah tumbuh hilang berganti. Karena itu pembinaan kader
perlu dipersiapkan dan dipusatkan di Masjid sejak mereka masih kecil sampai
dewasa. Di antaranya dengan Taman Pendidikan Al Quraan (TPA), Remaja Masjid
maupun Ta’mir Masjid beserta kegiatannya.
6.
Sebagai basis Kebangkitan Umat Islam
Abad ke-lima belas Hijriyah ini telah dicanangkan umat Islam
sebagai abad kebangkitan Islam. Umat Islam yang sekian lama tertidur dan
tertinggal dalam percaturan peradaban dunia berusaha untuk bangkit dengan
berlandaskan nilai-nilai agamanya. Islam dikaji dan ditelaah dari berbagai
aspek, baik ideologi, hukum, ekonomi, politik, budaya, sosial dan lain
sebagainya. Setelah itu dicoba untuk diaplikasikan dan dikembangkan dalam
kehidupan riil umat. Menafasi kehidupan dunia ini dengan nilai-nilai Islam.
Proses islamisasi dalam segala aspek kehidupan secara arif bijaksana
digulirkan.
Umat Islam berusaha untuk bangkit. Kebangkitan ini memerlukan peran
Masjid sebagai basis perjuangan. Kebangkitan berawal dari Masjid menuju
masyarakat secara luas. Karena itu upaya aktualisasi fungsi dan peran Masjid
pada abad lima belas Hijriyah adalah sangat mendesak (urgent) dilakukan umat
Islam.
D.
Ruang Lingkup Manajemen Masjid
Ruang lingkup manajemen masjid mencakup segala bidang aktivitas
masjid, baik yang berbentuk spiritual seperti shalat, pengajian, tausyiah,
perayaan hari besar Islam, maupun aktivitas yang berbentuk usaha, seperti
penyewaan bangunan yang dibangun disekitar masjid dan ruang serbaguna yang bisa
digunakan untuk acara pertemuan, halal bihalal, pernikahan dan resepsinya.[14]
Dan dalam pengapliksiannya, manajemen masjid mempunyai
cakupan-cakupan/ruang lingkup sebagai berikut[15]:
a)
Manajemen
Bangunan
b)
Manajemen
Kepengurusan
c)
Manajemen
Kepemimpinan
d)
Manajemen
Kesekretariatan
e)
Manajemen
Keuangan
f)
Manajemen
Dana dan Usaha
g)
Manajemen
Pembinaan Jama’ah
h)
Manajemen
Kesejahteraan Umat
i)
Manajemen
Pembinaan Remaja
BAB III
KESIMPULAN
Pada hakikatnya, masjid adalah tempat dimana dilakukannya ibadah
shalat, akan tetapi kata masjid sudah menjadi istilah khusus untuk nama suatu
tempat dilaksanaknnya shalat lima waktu, shalat jum’at dan shalat hari raya.
Adapun tempat shalat yang tidak dijadikan tempat untuk shalat jum’at, dalam
penamaannya sesuai dengan kebiasaan dimana masjid itu terletak.
Dari mulai didirikannya masjid pertama di dunia, masjid tidak hanya
berfungsi sebagai tempat shalat semata, melainkan berfungsi sebagai tempat
berbagai kegiatan dakwah bahkan sebagai pusat pemerintahan. Daripada itu,
dibutuhkanlah manajerial sehingga fungsi masjid bisa terealisasikan dengan
baik.
DAFTAR PUSTAKA
E. Moh. Ayub, dkk, Manajemen Masjid: Petunjuk Praktis Bagi Para
Pengurus (Jakarta: Gema Insani Press, 1996),
L. Joseph Massie, Dasar-Dasra
Manajemen buku asli Essentials of Management diterjemah oleh Ignatius
Hadisoeprobo (Jakarta: Erlangga).
Rukmana Nana D.W, Masjid dan Dakwah (Jakarta: Al-Mawardi
Prima, 2002).
Siswanto,
Pengantar Manajemen (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012).
Suherman Eman, Manajemen Masjid: Kiat Sukses Meningkatkan
Kualitas SDM Melalui Optimalisasi Kegiatan Umat Berbasis Pendidikan Berkualitas
Unggul (Bandung: Alfabeta, 2012).
Usman
Asep Ismail dan Cecep Castra Wijaya, Manajemen Masjid (Bandung: Angkasa,
2010).
Wijayanto
Dian, Pengantar Manajemen (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012).
Yani Ahmad dan Achmad Satori Ismail, Menuju Masjid Ideal (Jakarta
Selatan: LP2SI Haramaen, 2001).
[1] Ahmad Yani dan Achmad Satori Ismail, Menuju Masjid Ideal (Jakarta
Selatan: LP2SI Haramaen, 2001), Cet, ke-1, h.81
[2] Dian Wijayanto, Pengantar Manajemen (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2012), h.1
[3] Eman Suherman, Manajemen Masjid: Kiat Sukses Meningkatkan
Kualitas SDM Melalui Optimalisasi Kegiatan Umat Berbasis Pendidikan Berkualitas
Unggul (Bandung: Alfabeta, 2012), Cet, Ke-1, h.25
[4] Siswanto, Pengantar Manajemen (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2012), Cet ke-8, h.1
[5] Ibid., h.2
[6] Ibid., h.2
[7] Joseph L. Massie, Dasar-Dasra Manajemen buku asli
Essentials of Management diterjemah oleh Ignatius Hadisoeprobo (Jakarta:
Erlangga), h.4
[8] Asep Usman Ismail dan Cecep Castra Wijaya, Manajemen Masjid
(Bandung: Angkasa, 2010), h.1
[9] Ibid., h.1
[10] Nana Rukmana D.W, Masjid dan Dakwah (Jakarta: Al-Mawardi
Prima, 2002), Cet ke-1, h.41
[11] Moh. E. Ayub, dkk, Manajemen Masjid: Petunjuk Praktis Bagi Para
Pengurus (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), h.35
[12] Asep Usman Ismail dan Cecep Castra Wijaya, Manajemen Masjid
(Bandung: Angkasa, 2010), h.24
[13]
http://www.masjidrayavip.org/index.php?option=com_content&view=article&id=125:fungsi-dan-peran-masjid&catid=45:artikel-islam
[14] Ibid., h.28
[15]
http://hilmansyah-manajemen.blogspot.co.id/2011/01/kumpulan-makalah-manajemen-masjid.html
Komentar
Posting Komentar